GULA REDUKSI
A.Definisi
Gula reduksi adalah merupakan golongan gula (karbohidrat) yang mempunyai
kemampuan untuk mereduksi senyawa-senyawa penerima electron, Hal ini
dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas dalam molekul karbohidrat
Sifat ini tampak pada reaksi reduksi ion-ion logam misalnya ion Cu++
dan ion Ag+ yang terdapat pada pereaksipereaksi tertentu.
B.Contoh Gula Reduksi
Adapun senyawa-senyawa gula reduksi adalah glukosa dan fruktosa.. Semua
monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida (laktosa,maltosa)
termasuk sebagai gula pereduksi, kecuali sukrosa dan pati (polisakarida),.
Umumnya gula pereduksi yang dihasilkan berhubungan erat dengan aktifitas enzim,
dimana semakin tinggi aktifitas enzim maka semakin tinggi pula gula pereduksi
yang dihasilkan.
Salah satu contoh dari gula reduksi adalah galaktosa. Galaktosa
merupakan gula yang tidak ditemui di alam bebas, tetapi merupakan hasil
hidrolisis dari gula susu (laktosa) melalui proses metabolisme akan diolah
menjadi glukosa yang dapat memasuki siklus kreb’s untuk diproses menjadi
energi. Galaktosa merupakan komponen dari Cerebrosida, yaitu turunan lemak yang
ditemukan pada otak dan jaringan saraf (Budiyanto, 2002).
C.Ciri-cirinya
- Umumnya gula-gula pereduksi mempunyai struktur hemiasetal atau hemiketal, sedangkan gula-gula nonpereduksi termasuk ke dalam ketal atau asetal.
- adanya gugus aldehid atau keton bebas dalam molekul karbohidrat
D.Metode analisisnya
Larutan yang dipergunakan untuk menguji daya mereduksi suatu disakarida
adalah larutan benedict. Unsur atau ion yang penting yang terdapat pada larutan
tersebut adalah Cu2+ yang berwarna biru. Gula reduksi akan mengubah atau
mereduksi ion Cu2+ menjadi Cu+ (Cu2O) yang mengendap dan berwarna merah bata.
Zat pereduksi itu sendiri akan berubah menjadi asam.
Jumlah gula pereduksi yang dihasilkan selama reaksi diukur dengan
menggunakan pereaksi asam dinitro salisilat/dinitrosalycilic acid (DNS)
pada panjang gelombang 540 nm. Semakin tinggi nilai absorbansi yang dihasilkan,
semakin banyak pula gula pereduksi yang terkandung. \
DAFTAR PUSTAKA
Anoymous. 2010. Gula Pereduksi (http://makara393.blogspot.com). Diakses
tanggal 27 Oktober 2011
Budiyanto, M.A.K. 2002. Dasar- Dasar Ilmu Gizi. UMM Press: Malang.
Lehninger, Albert. 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Erlangga: Jakarta.
Team Laboratorium Kimia UMM. 2008. Penuntun Praktikum Biokimia Bioligi.
Laboratorium Kimia UMM: Malang
GULA REDUKSI
Gula
pereduksi merupakan golongan gula (karbohidrat) yang dapat mereduksi senyawa-senyawa penerima
elektron, contohnya adalah glukosa dan fruktosa.Ujung dari suatu gula pereduksi adalah ujung yang
mengandung gugus aldehida atau keto bebas. Semua monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida (laktosa,maltosa), kecuali sukrosa dan pati (polisakarida), termasuk sebagai gula
pereduksi. Umumnya gula pereduksi yang dihasilkan berhubungan erat
dengan aktifitas enzim, dimana semakin tinggi aktifitas enzim maka semakin
tinggi pula gula pereduksi yang dihasilkan. Jumlah gula pereduksi
yang dihasilkan selama reaksi diukur dengan menggunakan pereaksi asam dinitro
salisilat/dinitrosalycilic
acid (DNS) pada panjang gelombang 540 nm. Semakin tinggi nilai
absorbansi yang dihasilkan, semakin banyak pula gula pereduksi yang terkandung
# PENGERTIAN
GULA REDUKSI
Gula reduksi adalah gula yang
mempunyai kemampuan untuk mereduksi. Hal ini dikarenakan adanya gugus aldehid
atau keton bebas. Senyawa-senyawa yang mengoksidasi atau bersifat reduktor
adalah logam-logam oksidator seperti Cu (II). Contoh gula yang termasuk gula
reduksi adalah glukosa, manosa, fruktosa, laktosa, maltosa, dan lain-lain.
Sedangkan yang termasuk dalam gula non reduksi adalah sukrosa (Team Laboratorium
Kimia UMM, 2008). Salah satu contoh dari gula reduksi adalah galaktosa.
Galaktosa merupakan gula yang tidak ditemui di alam bebas, tetapi merupakan
hasil hidrolisis dari gula susu (laktosa) melalui proses metabolisme akan
diolah menjadi glukosa yang dapat memasuki siklus kreb’s untuk diproses menjadi
energi. Galaktosa merupakan komponen dari Cerebrosida, yaitu turunan lemak yang
ditemukan pada otak dan jaringan saraf (Budiyanto, 2002). Sedangkan salah satu
ontoh dari gula reduksi adalah Sukrosa. Sukrosa adalah senyawa yang dalam
kehidupan sehari-hari dikenal sebagai gula dan dihasilkan dalam tanaman dengan
jalan mengkondensasikan glukosa dan fruktosa. Sukrosa didapatkan dalam sayuran
dan buah-buahan, beberapa diantaranya seperti tebu dan bit gula mengandung
sukrosa dalam jumlah yang relatif besar. Dari tebu dan bit gula itulah gula
diekstraksi secara komersial (Gaman, 1992).
Gula reduksi adalah gula yang dalam
bentuk larutan alkali membentukaldehida atau keton. Gula reduksi dapat
mereduksi ion logam karena mempunyai gugus
aldehida atau keton yang dapat menarik kembali O2 dari logambasa, sehingga logam basa akan tereduksi dan
mengendap sebagai Cu2O. Gula invert termasuk golongan gula
reduksi karena dapat mereduksi ion tembaga dalam larutan alkali. Salah satu
yang termasuk gula reduksi adalah gula invert. Gula invert dihasilkan dari
hidrolisis sukrosa menghasilkan glukosa dan fruktosa. Sukrosabereaksi bersama
asam dalam campuran air dengan bantuan enzim invertase.Reaksi hidrolisis
sukrosa adalah sebagai berikut :
C12H22O11
+ H2O → C6H12O6 +
C6H12O6
a.
Glukosa
Glukosa merupakan salah satu monosakarida yang
terpenting,kadang-kadang disebut gula darah (karena dijumpai di dalam darah),
gula anggur (karena dijumpai dalam buah anggur), atau dekstrosa (karena memutar
bidang polarisasi ke kanan). Di dalam molase terdapat glukosasekitar 14%.
Sifat
fisik dan kimia dari glukosa :
1.
Nama senyawa
: Glukosa (d-)(α-)
2.
Rumus
molekul : C5H11O5.CHO
3.
Massa
molekul : 180.16
4.
Bentuk dan
warna : rhombik
5.
Densitas :
1.54 gr/cm3
6.
Titik leleh
: 146°C
b.
Fruktosa
Fruktosa merupakan monosakarida
sederhana yang banyak terdapat didalam makanan dan merupakan isomer
dari glukosa. Fruktosa berwarna putih dan mudah larut dalam air. Fruktosa juga
sulit dikristalisasidalam bentuk larutan. Didalam molase terdapat fruktosa
sekitar 16%.
Sifat fisik dan kimia dari fruktosa :
1.
Rumus
molekul : C6H12O6
2.
Massa
molekul : 180.16
3.
Titik leleh
: 103oC
4.
Warna :
putih







Tidak ada komentar:
Posting Komentar